Sabtu, 19 Desember 2015

Resensi+Review PULANG By Tere Liye





Pengarang :
TERE LIYE

Pulang adalah buku
pertama yang aku beli
setelah menempuh waktu 6
jam yang penuh
perjuangan, karena tempat
tinggal yang jauh dari pusat
kota provinsi. Judul PULANG
dan sinopsis di cover
belakang buku ini yang
akhirnya memantapkan aku
membawa pulang buku ini.

"Aku tahu sekarang, lebih
banyak luka di hati bapakku
dibanding di tubuhnya.
Juga mamakku, lebih
banyak tangis di hati
Mamak dibanding di
matanya."

Sebuah kisah tentang
perjalanan pulang, melalui
pertarungan demi
pertarungan, untuk
memeluk erat semua
kebencian dan rasa sakit.



---
Pertama membaca sinopsis
singkat tersebut aku
langsung berfikir, "Ah, ini
buku tentang keluarga.
Yang juga bisa di baca
Mama dan Adikku."
Setelah berkutat dengan
beberapa buku lain saat itu
karena bugdet yang pas-
pasan juga. Akhirnya, buku
Tere Liye PULANG inilah
yang untuk pertama kalinya
aku punya dari sekian
banyak buku Tere Liye yang
sudah di terbitkan.
Tere Liye di bukunya ini,
PULANG memberi
gambaran tentang sosok
Bujang anak dari sebuah
tempat bernama Talang,
Lereng Bukit Barisan daerah
Sumatera. Bujang "si Babi
Hutan" yang bernama asli
Agam sebagai karakter
central di sini adalah sosok
yang keras kepala di usia
muda, hanya ingin menjadi
tukang pukul seperti
Bapaknya dulu, mungkin
adalah kekagumannya
untuk Bapaknya. Seorang
anak yang ingin tahu apa
pekerjaan Bapaknya dulu.
Tauke Besar adalah kepala
sebuah klan (Keluarga
Tong) jika tidak bisa disebut
mafia. Berambisi
memajukkan posisi
keluarganya sampai dunia
internasional. Memiliki
usaha ilegal maupun legal,
salah satu penguasa
shadow economy di
Indonesia. Dialah yang
kemudian menjadi bapak
angkat Bujang. Yang
mendukung kesuksesan
Bujang.
Beberapa karakter lain yang
ada adalah Kopong guru
yang mengajari Bujang
caranya berkelahi, Salonga
sang guru menembak dan
Guru Bushi seorang samurai
yang melatih Bujang
menggunakan pedang.
Tere Liye tidak lupa
memberikan bumbu
romansa di buku ini, yaitu
cerita cinta penuh
perjuangan Bapak Mamak
Bujang yang meski terlihat
menyedihkan kisah
cintanya tapi pada akhirnya
cinta sejati akan selalu
dapat berjuang sampai
akhir hayat.
Banyak kalimat-kalimat
menyejukkan dan pelajaran
hidup dari semua karakter
di buku PULANG. Kerasnya
hidup para karakter orang-
orang berpandangan
sempit, iri dan juga ambisi-
ambisi yang kadang jika tak
terkontrol dapat
menjadikan keburukan
bukannya kebaikkan.
Aku menemukan di buku ini
di ceritakan dengan sudut
pandang orang pertama
yang seharusnya terbatas,
penggambaran seluruh
kejadian yang ada malah
mengambil lebih dari yang
seharusnya dapat di
ceritakan orang pertama.
Apakah ini kesalahan kata
yang kurang atau lebih di
halaman 314 paragraf
terakhir 'Melihat kau datang
dengan alas kaki dengan
tubuh penuh luka, saat itu
seluruh kenangan atas
Samad memenuhi kepala.'

Dan karakter lain yang tidak
kalah penting dalam buku
ini...
"Bagaimana mungkin kau
akan menang? Kau sejak
kecil dimanjakan Kopong,
dia takut sekali anak
kesayangan Tauke Besar
tergores. Sedangkan aku,
sejak kecil bersahabat
dengan bahaya dan
kematian. Kau hanya dilatih
lari cepat oleh Kopong
ditempat yang aman
sentosa, sementara aku
hidup mati belajar
meloloskan diri dari kejaran
pembunuh bayaran. Kita
tidak pernah setara, Bujang.
Kau bukan tukang pukul,
kau hanya orang yang tahu
berkelahi dan kebetulan
pintar. Kau lemah, kau tidak
secepat dan sekuat yang
kau banyakan."
Di sini Basyir karakter lain
yang awalnya hanya
sampingan menjadi
karakter yang kuat yang
menjadi kan PULANG lebih
menegangkan. Dia sahabat
dan seseorang yang
memupuk benci untuk
keluarga Tong.

Tuanku Imam, seorang
ustad dan paman...
"Seperti yang kubilang tadi,
hidup ini perjalanan, Agam.
Kumpulan dari hari-hari. Di
salah satu hari itu, di hari
yang sangat spesial, kita
dilahirkan. Kita menangis
kencang saat menghirup
udara pertama kali. Di salah
satu hari lainnya, kita
belajar tengkurap, belajar
merangkak, untuk
kemudian berjalan. Di salah
satu hari berikutnya kita
bisa mengendarai sepeda,
masuk sekolah pertama
kali, semua serba pertama
kali. Dan kini kita penuh
kenangan masa kecil yang
indah, seperti matahari
yang terbit."
"Ketahuilah, Nak, hidup ini
tidak pernah tentang
mengalahkan siapa pun.
Hidup ini hanya tentang
kedamaian di hatimu."
Dan di halaman terakhir
kalimat yang di ucapkan
Bujang yang akhirnya
menemukan Tujuannya,
"Mamak, Bujang pulang hari
ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh di pusaranmu,
tapi juga pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh,
sejauh apa pun kehidupan
menyesatkan, segelap apa
pun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selalu
memanggil kami untuk
pulang. Anakmu telah
pulang."

Terakhir salah satu yang
membuatku tertawa di
buku ini adalah saat Bujang
chatting dengan Yuki dan
Kiko profil name'nya adalah
Littlepig. Haha... #cute :)

Tidak ada komentar: